Sejumlah titik kemacetan terjadi di jalur Lembang-Bandung seperti di Jalan Grand Hotel, Lembang, Kabupaten Barat, Kamis (3/4/2025). Dengan tingginya volume kendaraan di musim libur Lebaran di beberapa lokasi aparat kepolisian menerapkan sistem satu arah atau one way.
REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bandung menjadi sorotan karena dinobatkan menjadi kota termacet di Indonesia. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat mengungkapkan sejumlah penyebab kemacetan yang terjadi di Kota Bandung. Polisi menyebut keberadaan pasar tumpah, sampah yang menumpuk di bahu jalan hingga parkir kendaraan di bahu jalan berkontribusi terhadap kemacetan.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Barat Kombes Pol Dodi Darjanto mengatakan petugas kepolisian saat ini tengah melakukan operasi patuh Lodaya tahun 2025 mulai 14 Juli hingga 27 Juli. Operasi Lodaya menyasar sejumlah pelanggaran mulai dari melawan arus, berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm dan sabuk serta pelanggaran lainnya.
Di Kota Bandung, ia mengerahkan 522 anggota polri untuk melakukan pengawasan arus lalu lintas dan keselamatan di 19 titik ruas jalan Kota Bandung. Diharapkan selama 14 hari ke depan, terjadi peningkatan kualitas keselamatan dan tidak ada terjadi kecelakaan.
"Arus yang tadinya mungkin agak tersendat dan terhambat menjadi lebih lancar. Ada beberapa kegiatan yang dioptimalkan yang pertama, kegiatan peningkatan kapasitas ruas jalan," ucap dia, Selasa (15/7/2025).
Ia menyebut ruas jalan yang mengalami gangguan dan terhambat terjadi karena beberapa faktor seperti pasar tumpah. Dodi meminta agar kepala pasar bisa menertibkan pasar tumpah agar lebih tertata dan tidak bergeser ke bahu jalan.
Ia pun menyoroti sampah-sampah yang berada di badan jalan. Dodi menyebut keberadaan sampah di badan jalan membahayakan dan mengurangi kapasitas jalan.
"Sampah-sampah yang ada di depan pasar rata-rata menggunakan badan jalan juga. Penggunaan badan jalan untuk membuang sampah itu sangat membahayakan dan mengurangi kapasitas jalan," kata dia.