REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medela Potentia Tbk (MDLA) menyampaikan pencapaian kinerja keuangan yang solid pada 2024 dengan penjualan neto mencapai Rp14,57 triliun, tumbuh 11,3 persen dari Rp13,09 triliun pada 2023. Direktur Utama Medela Potentia Krestijanto Pandji menyatakan kenaikan angka penjualan tersebut seiring dengan peningkatan permintaan dan ekspansi jaringan layanan kesehatan.
"Kinerja kami sepanjang 2024 mencerminkan fundamental yang sehat dan strategi yang tepat. Dengan struktur keuangan yang solid, ekspansi operasional yang terukur, dan dukungan ekosistem digital, kami yakin mampu mempertahankan pertumbuhan jangka panjang secara berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan, Kamis (26/6/2025).
Dia menambahkan selain penjualan, laba bersih perusahaan juga tumbuh sebesar 13,3 persen, naik dari Rp303,09 miliar pada 2023 menjadi Rp343,27 miliar pada 2024.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu (25/6/2025) tersebut perseroan mengumumkan pembagian dividen tunai 40 persen dari laba bersih sebesar Rp137,4 miliar atau setara Rp9,8 per saham.
MDLA juga mencatatkan total aset sebesar Rp5,73 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp4,70 triliun.
Sementara itu, total ekuitas perusahaan meningkat sebesar 13,7 persen dari Rp1,94 triliun menjadi Rp2,21 triliun.
Peningkatan liabilitas menjadi Rp3,52 triliun pada akhir 2024, menurut Krestijanto, turut mencerminkan langkah strategis perusahaan dalam memperkuat infrastruktur logistik, ketahanan manufaktur dan digitalisasi rantai pasok sebagai bagian dari pengembangan jangka panjang.
"Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi perusahaan dalam memperkuat posisi sebagai salah satu pemain utama dalam industri kesehatan nasional," ujar Krestijanto.
Medela menjalankan model bisnis terintegrasi melalui empat pilar utama, yaitu distribusi produk farmasi dan kesehatan; pemasaran dan penjualan alat kesehatan; manufaktur alat kesehatan; serta penyediaan platform digital dalam ekosistem kesehatan seperti GoApotik dan GPOS.
Jaringan distribusi perusahaan dengan 35 kantor cabang dan gudang yang menjangkau lebih dari 100.000 fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Perseroan menilai prospek sektor kesehatan Indonesia tetap positif seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap layanan kesehatan, permintaan terhadap produk dalam negeri, dan akselerasi transformasi digital di bidang kesehatan.
sumber : ANTARA